ER present
Kim Youngbin (SF9)
with
Shin Hana (GUGUDAN)
Semua orang bilang Shin Hana adalah gadis gigih yang akan melakukan apa pun untuk mendapatkan apa yang dia mau dan sekarang Hana memang sedang berjuang untuk mendapatkan hati seorang Kim Youngbin.
Seorang pemuda manis yang dengan mentah-mentah telah menolak perasaan seorang Shin Hana sang primadona sekolah, tapi bukan Hana namanya jika akan menyerah begitu saja, bagaimana pun caranya dia harus mendapatkan hati Youngbin, bahkan jika Youngbin berada di ujung dunia pun, Hana tidak akan semudah itu untuk menyerah.
Saat Hana berusaha untuk mendapatkan hati Youngbin, perasaannya sudah berubah kepada pemuda itu, entah sejak kapan jantungnya selalu berdetak kencang saat melihat wajah manis Youngbin, padahal niat awal Hana adalah hanya untuk sekedar taruhan, tetapi dia sendiri malah terjebak dalam permainannya sendiri.
Hati Hana tersentuh melihat kebaikan dan ketulusan seorang Kim Youngbin, karena tanpa sengaja Hana melihat kebaikan hati Youngbin saat berusaha untuk ‘menguntit’ pemuda itu. Seperti saat ini Hana tengah bersembunyi di balik pohon besar di depan Yayasan rumah peduli kanker yang di peruntukan untuk anak-anak yang mengidap penyakit ganas itu.
“Lebih baik kau ikut masuk denganku, jangan terus bersembunyi di balik pohon itu” tanpa menoleh ke belakang Youngbin berucap datar, sepertinya selama ini Youngbin tau jika Hana sering membuntutinya.
Hana sempat melebarkan matanya, terkejut karena ternyata acara ‘menguntit’ nya selama ini ketahuan oleh Youngbin, Hana pun keluar dari tempat sembunyiannya dan mengekori Youngbin yang berjalan lebih dulu.
***
“Emh.. Youngbin-ssi kenapa kau selalu datang ke Yayasan itu?” dengan berani Hana menanyakan sebuah pertanyaan yang selama ini mengganggu pikirannya, saat mereka baru saja keluar dari Yayasan itu.
“Aku rasa itu bukan urusanmu Nona, dan ku mohon jangan lagi mengikutiku” Youngbin menghentikan langkahnya dan menatap Hana dengan tajam.
“A..aku tidak akan mengikutimu, jika waktu itu kau tidak menolak perasaanku” Hana menunduk, merasa tidak berani menatap langsung ke mata tajam Youngbin.
“Kau pikir aku tidak tau tentang taruhanmu dengan teman-temanmu itu?” Hana mendongakkan kepalanya, menatap Youngbin dengan pandangan terkejut, jadi karena itu Youngbin menolak perasaannya.
“Jika kau bilang suka padaku karena taruhan, jangan harap aku akan menerima perasaanmu” Youngbin berlalu dari hadapan Hana, meninggalkan gadis itu yang masih terdiam menatap punggung tegap Youngbin yang semakin menjauh dari pandangannya. Hana menghela nafas panjang sebelum melanjutkan perjalanan pulangnya.
***
Siang ini langit terlihat cerah, hiruk piruk koridor sekolah saat jam istirahat terasa jelas dan di sudut koridor Hana tengah termenung, tak dihiraukannya ocehan teman-temannya dan ini adalah pemandangan langka, Hana biasanya akan lebih heboh jika sudah bersama dengan teman-temannya.
Hingga netra Hana menangkap sosok Youngbin yang tengah berjalan tak jauh darinya sekarang, dengan puluhan buku yang berada di kedua tangannya. Hana pun menghampiri Youngbin tanpa berpamitan kepada teman-temannya dan itu membuat teman-temannya menatap aneh ke arah Hana yang berlari menjauh dari mereka.
Hana mengambil alih sebagian buku yang ada di tangan Youngbin. Youngbin terkejut dan menatap tajam ke arah Hana.
“Apa salah jika aku meringankan bebanmu?”
“Aku tidak butuh bantuanmu” sebelum Youngbin sempat mengambil buku yang berada di tangan Hana, gadis itu dengan segera berjalan mendahului Youngbin yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.
***
“Youngbin-ssi aku bawakan kau air mineral” Hana menyodorkan botol air mineral yang dibawanya, saat Youngbin baru saja keluar lapangan untuk beristirahat setelah latihan basket bersama tim nya.
“Aku sudah bawa” Youngbin meninggalkan Hana yang lagi-lagi harus menghela nafas kasar, tapi Hana tidak berhenti sampai disitu, dia pun mengejar Youngbin dan berdiri di hadapan pemuda itu.
“Kim Youngbin-ssi” Hana mengatur nafasnya dulu yang sempat tak beraturan karena mengejar langkah Youngbin.
“Tidak bisakah kau memberiku satu kesempatan lagi?” Hana menatap Youngbin dengan perasaan harap-harap cemas.
“Jika kau hanya ingin main-main denganku, hentikanlah sampai disini” Youngbin hendak berlalu, tapi jemari mungil Hana menahan lengannya.
“Kali ini aku benar-benar serius, tak ada taruhan-taruhan lagi seperti dulu” Hana memandang Youngbin dengan tatapan memohon.
“Kalau begitu, nanti temui aku di atap sekolah setelah jam sekolah usai”
***
Dengan perasaan campur aduk Hana berjalan perlahan menuju atap sekolah, sesampainya disana… Kosong tak ada siapa-siapa disana, Hana berpikir mungkin kelas Youngbin belum selesai.
Langit sudah semakin gelap tapi batang hidung Youngbin belum juga terlihat, membuat Hana merasa cemas bagaimana jika Youngbin hanya mengerjainya saja? Padahal Hana sangat takut dengan tempat gelap dan sunyi, keringat dingin pun mulai keluar dari pelipis Hana hingga suara bantingan pintu terdengar, dari balik pintu itu keluar sosok Youngbin yang tengah mengatur nafasnya.
“Maaf, aku terlambat” Youngbin menghampiri Hana yang tengah menahan ketakutannya dan menyembunyikan kedua tangannya yang berkeringat dan gemetaran.
“Apa kau baik-baik saja?” Youngbin merasa bersalah karena sudah membuat gadis itu menunggu di atap sekolah yang sepi dan gelap sendirian, Youngbin tau jika sebenarnya gadis itu takut akan sesuatu yang gelap.
“A..aku baik-baik saja”
“Lebih baik kita duduk dulu” Youngbin menuntun Hana untuk duduk di lantai dingin atap sekolah dan bersandar di tembok.
Hening..
Tak ada yang bersuara hanya suara hewan malam yang terdengar.
“Youngbin-ssi, bolehkah aku menyatakan perasaanku lagi padamu?” suara Hana bergetar takut Youngbin akan menolaknya lagi.
“Silakan” Youngbin menatap Hana dengan intens ada getaran halus di dalam dirinya saat menatap Hana dari jarak sedekat ini.
“A..aku menyukaimu Kim Youngbin-ssi” Hana menatap lurus ke dalam mata Youngbin berharap kali ini pemuda itu tidak akan menolak perasaannya.
Youngbin tersenyum, semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh Hana, mengikis jarak diantara mereka berdua hingga kini wajah Youngbin tepat di depan wajah Hana, mata Youngbin masih fokus menatap mata hansel Hana dan Youngbin pun terkekeh melihat semburat merah di kedua pipi Hana.
Cup~
Bibir tipis Youngbin mendarat di permukaan bibir Hana, menyesapnya lembut dan perlahan setelah itu melumatnya, tangan Youngbin kini berada di tengkuk Hana semakin memperdalam ciumannya pada gadis itu, sedangkan gadis itu hanya bisa melebarkan matanya, terkejut dengan serangan mendadak dari Youngbin.
Entah sadar atau tidak kini tangan Youngbin mulai menelusuri kulit Hana di balik seragam sekolahnya, ini tidak benar dan Hana harus segara menghentikannya. Dengan sekuat tenaga Hana mendorong tubuh Youngbin dan mengatur nafasnya yang terengah akibat ciuman panas Youngbin.
“Apa yang kau lakukan?” Youngbin terkekeh pelan sembari mengusap bibirnya yang basah.
“Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan”
“Apa maksudmu?”
“Kau menjadikanku bahan taruhan dan aku menikmati tubuhmu, bukankah itu impas?”
Plak
Youngbin memegang sebelah pipinya yang ditampar oleh Hana, nafas Hana memburu airmata juga sudah turun dari pelupuk matanya, dia tidak menyangka Youngbin akan menganggap dirinya serendah itu.
“Aku memang menyukaimu dan aku memang bersalah padamu karena sudah menjadikanmu bahan taruhan, tetapi perasaanku ini tulus padamu bukan main-main. Dan ingatlah baik-baik perkataanku ini, aku memang mencintaimu tapi aku bukan gadis yang bisa kau ajak ‘tidur’ sesuka hatimu” Hana berlari meninggalkan Youngbin yang tersenyum penuh arti.
Dan sebelum Hana benar-benar pergi, Youngbin pun berusaha untuk mengejar gadis itu.
“Shin Hana tunggu aku!!” mendengar teriakan Youngbin Hana pun semakin mempercepat larinya, hatinya terlalu sakit untuk melihat Youngbin.
“Shin Hana!” akhirnya Youngbin pun bisa menggenggam tangan Hana walau pun dengan nafas yang terengah-engah.
Di balikkan nya tubuh Hana agar berhadapan dengannya, Youngbin pun terkejut saat melihat wajah Hana yang basah oleh airmata, mungkin memang ucapan Youngbin tadi terlalu berlebihan hingga membuat Hana menangis.
“Lepaskan aku, aku membencimu Youngbin” Hana masih terus berusaha untuk melepas genggaman tangan Youngbin.
Tanpa sepatah kata Youngbin memeluk erat tubuh mungil Hana, walaupun Hana terus memberontak tapi itu semakin membuat pelukan Youngbin semskin erat.
“Maafkan aku Hana-ya”
“Kau jahat Youngbin, aku membencimu” tangan mungil Hana tak henti-hentinya memukul dada Youngbin.
Setelah di rasa Hana sudah mulai tenang Youngbin pun melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi Hana.
“Maafkan aku karena sudah berbicara hal yang tidak pantas padamu. Dan sebenarnya sudah dari dulu aku menyukaimu, tapi kau malah mendekatiku karena taruhan dengan teman-temanmu. Tapi sekarang aku sudah tau jika kau benar-benar mencintaiku dengan tulus, jadi maukah kau memaafkan ku dan memulai semuanya dari awal?” Hana menatap mata Youngbin, mencari kebohongan disana tapi hasilnya nihil, dia hanya menemukan ketulusan di tatapan mata Youngbin.
“Aku, serius dengan ucapanku, tapi jika kau masih tidak bisa percaya padaku, aku akan menunggumu” Youngbin mengenggam tangan Hana dengan,lembut dan membawanya keluar dari area sekolah yang sudah sangat sepi.
“Sekarang ayo kita pulang, aku akan mengantarmu pulang” Hana hanya diam dan mengikuti langkah Youngbin yang juga hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
***
“Ini rumahmu?” Hana mengagguk dan melepaskan genggaman tangan Youngbin ketika mereka sudah sampai di depan rumah Hana.
“Aku pergi dulu ya, sampai bertemu besok Hana-ya” Youngbin sudah hendak pergi tapi pelukan di punggungnya membuat Youngbin membeku.
“Kau pikir perasaanku padamu bisa berubah secepat itu? Aku akan menghukum mu karena sudah membuatku menangis tuan Kim Youngbin” Youngbin tersenyum ketika mendengar pengakuan Hana dan seketika Youngbin berbalik dan memeluk Hana dengan sayang.
“Aku berjanji bahwa hanya aku yang boleh menyentuhmu selamanya, jika kau hanya main-main lagi akan aku pastikan kau tidak akan pernah bisa lepas dariku” Youngbin menempelkan bibirnya di bibir cherry Hana, meraupnya dengan rakus seakan tak akan ada hari esok, Hana pun memukul keras dada Youngbin hingga ciuman mereka terlepas.
“Yak! Kim Youngbin!!!” Hana memukul lengan Youngbin membabi buta dan hanya di tanggapi dengan tawa renyah Youngbin.
Pipi Hana memerah diiringi dengan kecupan lembut Youngbin di keningnya, kali ini Hana tida akan main-main lagi, karena Hana sudah menemukan semuanya di dalam diri Youngbin.
Selesai
Happy Birthday leader kesayanganku, oppa terbaikku segala2nya deh the best
Tidak ada komentar:
Posting Komentar