Jumat, 03 Maret 2017

Call My Name [ff Wonwoo Yerin]


ER present

Call My Name

Jeon Wonwoo
And
Jung Yerin
In here

***


Yerin melangkah menuju sekolah dengan riang, sesekali dia juga menyapa teman-teman yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Senyumnya semakin mengembang dikala iris matanya mendapati seorang pemuda berkacamata yang berjalan tak jauh di depannya.

"Hai, kacamata" Yerin merangkul pundak pemuda berkacamata itu.

"Aku punya nama Jung Yerin" pemuda itu melotot ke arah Yerin dan hanya dibalas kekehan oleh Yerin.

"Tapi sayangnya, aku tidak mau memanggil namamu" Yerin sangat senang menggoda pemuda berkacamata itu, padahal dia sangat mengenal baik pemuda itu tapi bibirnya tidak bersedia memanggil nama pemuda itu. 

Yerin baru sadar jika sedari tadi banyak siswi yang memandanginya dengan pemuda itu sambil berbisik, bahkan Yerin tidak sadar jika ternyata pemuda itu sangat populer di sekolah ini.

"Wow! Kau sangat populer ya kacamata, aku penasaran sebenarnya apa yang mereka liat darimu sampai mere.."

"Yak!! Jung Yerin! Namaku Jeon Wonwoo bukan kacamata" pemuda itu berteriak kesal, sambil menekankan namanya.

"Tapi aku lebih suka memanggilmu kacamata" dengan santainya Yerin berujar tanpa peduli jika sekarang wajah Wonwoo sudah sangat memerah karena marah.

"Hanya kau satu-satunya orang yang memanggilku begitu" Wonwoo sangat kesal sekarang, tetapi entah mengapa dia tidak bisa marah kepada Yerin. Mungkin karena Wonwoo sudah terbiasa dengan kehadiran Yerin yang selalu menggodanya.

"Kacamata kau tidak lupa kan dengan tugas kita? Nanti setelah pulang sekolah kita kerjakan di perpustakaan kota ya? Jangan sampai terlambat" Yerin mengingat dengan tugas mereka yang belum rampung seluruhnya. Wonwoo hanya menghela nafas kasar saat gendang telinganya menangkap panggilan kacamata lagi dari bibir Yerin.

"Bye kacamata, sampai jumpa lagi" Yerin menepuk bahu Wonwoo pelan sebelum dia berlalu menuju kelasnya.

Kelas Wonwoo dan Yerin memang berbeda, tapi mereka sama-sama masuk klub musik yang mengharuskan mereka untuk saling bekerja sama dalam klub.
Wonwoo terus memandangi punggung Yerin.
Gadis itu sangat periang, di setiap langkah kakinya tidak hentinya dia tersenyum kepada semua orang yang berpapasan dengannya. Tidak seperti Wonwoo yang pendiam, dan mungkin hanya Yerin teman yang dekat dengannya.

"Kenapa sekali pun aku tidak bisa marah padamu, padahal aku benar-benar kesal. Tapi aku tidak bisa menjauhimu" Wonwoo bermonolog sendiri masih tetap menatap punggung Yerin yang semakin menjauh dan perlahan hilang di tikungan koridor.


***


Wonwoo yang sampai lebih dulu di perpustakaan kota, dia memilih beberapa buku yang mungkin akan mereka butuhkan nanti. Wonwoo memfokuskan dirinya dengan buku yang di bawanya tadi sembari menunggu kedatangan Yerin. Padahal tadi pagi gadis itu yang memperingatkan agar tidak terlambat, tetapi ternyata dia sendiri yang datang terlambat.

"Hai kacamata" Yerin duduk di hadapan Wonwoo dengan riang walau pun suaranya sedikit lebih rendah dari tadi pagi saat di sekolah.

"Apa yang harus aku kerjakan?" Yerin bertanya dan Wonwoo memberikan satu buku kepada Yerin.

"Rangkumlah yang ada di dalam buku itu, dan aku juga akan melakukannya dengan buku ini" Wonwoo mengangkat buku yang akan di rangkumnya.

Hening... Yerin maupun Wonwoo memilih untuk diam, fokus kepada apa yang sedang mereka kerjakan sekarang, walau pun sesekali Yerin bersenandung kecil.
Wonwoo meregangkan ototnya yang terasa sangat kaku, bahkan matanya pun terasa perih karena terlalu fokus kepada tulisan-tulisan di dalam buku itu. 

Wonwoo mengalihkan pandangannya menghadap Yerin saat dirasanya tidak ada tanda-tanda kehidupan dari gadis itu, dan ternyata gadis itu kini sedang tertidur dengan kepala yang berada di atas meja.
Yerin bukanlah gadis bodoh atau pun pemalas hingga sampai membuatnya tertidur saat belajar, mungkin Yerin terlalu lelah dengan kegiatannya hari ini, hingga dia tertidur saat mengerjakan tugas.

"Kapan kau akan sedikit serius Yerin?" Wonwoo mendesah saat menyadari bahwa Yerin tidak akan mudah terbangun dengan keadaan yang seperti ini, rasa penat Wonwoo seketika menguap saat memandang wajah polos Yerin saat tertidur.

Tanpa disadarinya pula sudut bibirnya tertarik. Walau pun Yerin sering sekali menggodanya tapi Wonwoo tau jika gadis itu sebenarnya adalah gadis yang baik dan polos, saking polosnya Yerin sampai tidak mengerti penyebab godaannya kepada Wonwoo. Percaya atau tidak, Wonwoo selalu tidak bisa tidur karena setiap malam pikirannya selalu dipenuhi oleh tingkah laku Yerin.

***

Keadaan diluar perpustakaan sudah gelap dan Yerin belum juga terbangun dari mimpi indahnya. Wonwoo pun mulai frustasi, tidak tau apa yang harus dia lakukan kepada Yerin, bisa saja kan Wonwoo membangunkan Yerin agar dia bisa pulang atau bisa saja Wonwoo meninggalkan Yerin sendiri di perpustakaan. Tapi Wonwoo tidak sejahat itu Wonwoo tidak tega membangunkan Yerin atau pun meninggalkannya sendiri.

"Yerin-ah bangunlah, apa kau akan terus tidur disini?" Wonwoo menguncang bahu Yerin pelan dan Yerin mulai membuka matanya walau pun hanya sedikit.

"Jika kau tidak bangun, aku akan meninggalkanmu" Wonwoo kembali menegakkan punggungnya setelah Yerin sudah benar-benar duduk dengan tegak.

"Berapa jam aku tertidur?" 

"Lebih dari tiga jam yang lalu" Wonwoo sudah berdiri dan siap untuk meninggalkan perpustakaan.

"Kacamata, tunggu aku" Yerin berlari mengejar Wonwoo yang sudah berada di luar perpustakaan.

"Aku tidak menyangka kau bisa tertidur seperti beruang" Wonwoo mencibir.

"Kenapa tadi kau tidak membangunkanku?" Yerin mencoba mensejajarkan langkah mungilnya dengan langkah lebar milik Wonwoo.

***

"Kacamata, bukankah arah ke rumahmu lewat sana? Tapi kenapa kau mengikutiku?" Yerin menunjuk ke arah rumah Wonwoo yang berlawanan dengan jalan menuju rumahnya.

"Aku sedang mengatarmu pulang" Wonwoo mendahului Yerin berjalan menuju rumah Yerin.

"Eoh? Rumahku sudah dekat jadi, kau tidak perlu mengantarku sampai rumah"

"Aku tidak mungkin membiarkan seorang gadis pulang sendiri saat malam seperti ini" tanpa sebab tiba-tiba pipi Yerin memerah mendengar pernyataan Wonwoo, dia tidak menyangka jika si 'kacamata' ternyata sangat baik.

***

Hari ini adalah hari minggu dan Yerin sedang gelisah dirumahnya, entah gelisah karena apa Yerin juga tidak tau. Setelah memikirkan matang-matang akhirnya kaki Yerin berjalan keluar rumah tanpa ada tujuan, Yerin hanya berjalan saja tanpa tau akan kemana hingga kakinya berhenti di taman kota. Taman itu terlihat sangat ramai di hari libur seperti sekarang.
Yerin masih terus berjalan hingga matanya menangkap sosok pemuda yang mungkin dia kenal, Yerin memicingkan matanya untuk memastikan bahwa pemuda itu benar-benar orang yang dikenalnya.

"Jeon Wonwoo!" Wonwoo terdiam ketika namanya di panggil, dia sangat kenal dengan suara itu tetapi sangat mustahil jika orang itu memanggil namanya.

"Yak!! Jeon Wonwoo kau tuli ya?" Wonwoo menganga lebar ketika mendapati seorang gadis tengah menepuk pundaknya pelan 

'Apa sekarang aku sedang bermimpi? Apa yerin yang sedang sakit?' Wonwoo masih terdiam, tidak percaya dengan apa yang tengah terjadi padanya sekarang.

"Yak!! Kenapa kau malah melamun?" Yerin kembali menepuk pundak Wonwoo tapi kali ini lebih keras agar pemuda itu kembali ke alam sadarnya.

"Kau Yerin? Jung Yerin?"

"Tentu saja bodoh, memangnya ada gadis secantik dan semanis diriku?" satu jitakan mendarat sempurna di kepala Yerin. 

'Dia benar Yerin rupanya' Wonwoo memantapkan logikanya untuk mempercayai bahwa gadis yang sedang berdiri di hadapannya adalah Jung Yerin.

"Ada angin apa sampai kau bisa memanggil namaku?" Wonwoo bertanya penuh selidik.

"Bukankah kau yang menyuruhku untuk memanggil namamu?"

"Kemarin kau masih memanggilku kacamata" Wonwoo mulai curiga sakarang.

"Jeon Wonwoo! Bukankah sekarang kau tidak memakai kacamata? Jadi, haruskah aku tetap memanggilmu kacamata?" 

"Tidak perlu, panggil Wonwoo saja"

Hari ini mereka habiskan dengan berjalan-jalan berdua, Wonwoo terlihat sangat senang karena Yerin selalu memanggilnya dengan 'Wonwoo' bukan kacamata lagi.

***

Pagi ini Wonwoo tidak bertemu Yerin di gerbang sekolah, membuatnya merasa gelisah, gadis itu selalu berputar-putar di kepalanya sejak semalam dan hari ini dia ingin mendengarkan Yerin memanggil namanya lagi.

"Kau sedang memikirkanku kacamata?" tiba-tiba Yerin datang dan duduk disamping Wonwoo. Tanpa sadar Wonwoo menghembuskan nafas kasar ketika pendengarannya menangkap kalimat 'kacamata'.

"Yerin-ah kenapa kau memanggilku kacamata lagi? Bukankah kemarin kau sudah memanggil nama asliku?" Wonwoo menatap Yerin lekat, meminta penjelasan.

"Karena kau sedang memakai kacamata kan sekarang?" Yerin tidak berani menatap Wonwoo, karena jantungnya selalu berdebar belakangan ini saat Yerin tengah menatap pemuda itu.

"Aku yakin itu bukan jawaban yang sesungguhnya" Yerin menghela nafas sebelum berbicara.

"Karena jantungku selalu berdebar kemarin saat memanggil namamu, dan aku juga takut suaraku akan bergetar nanti" Yerin menunduk menyembunyikan rona merah dipipinya. Wonwoo tersenyum penuh arti lalu kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

"Padahal jantungku juga berdebar-debar saat kau memanggil namaku dengan bibirmu" Yerin mendongak, menatap Wonwoo.

"Benarkah?" 

"Jeon Wonwoo.. Jeon Wonwoo.. Jeon Wonwoo.. Jeo.." Yerin terus memanggil nama Wonwoo hingga pemuda itu mendekapnya dan Yerin bisa merasakan debaran jantung Wonwoo yang sama sepertinya.

"Kau dengarkan? Mulai sekarang teruslah memanggil namaku. Karena jika tidak, aku bisa mati" Wonwoo tersenyum.

"Itu tidak mungkin, mana mungkin kau akan mati jika aku tidak memanggil namamu?" Yerin bertanya masih dalam pelukan Wonwoo. Wonwoo terkekeh mendengar pertanyaan polos Yerin.

"Karena jantungku tidak akan berdetak jika kau tidak memanggil namaku" 

End
Gimana? Udah ngefeel kah? Moga aja banyak yang suka sama couple satu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

FF SEVENTEEN A Night With You

A Night With You A story line by ER Ficlet || AU, Fluff || G Cast: Lee Seokmin (DK SVT) and Choi Yuna (Yuju GFriend)  Di...