ER present
AFRAID
Kang Chani (SF9)
and
Park Xiyeon (PRISTIN)
***
Hiks, hiks
langkah kaki Chani terhenti, di tengoknya ruang kelas yang sudah sangat
sepi yang berada tepat di sampingnya, bulu kuduknya mulai berdiri kala
mendengar isakan tangis yang semakin terdengar jelas saat dia membuka
pintu kelasnya.
Chani menghembuskan
nafas berat saat di dapatinya seorang gadis yang sangat dia kenal tengah
duduk di pojok kelas dengan wajah yang bertumpu pada kedua lututnya
yang ditekuk.
"Xiyeon-ah sedang apa kau disini?" Chani menghampiri gadis itu yang masih menyembunyikan wajahnya di balik lututnya.
Chani duduk di samping gadis itu sembari menepuk pelan punggung sang gadis.
"Apa sesuatu telah
terjadi padamu?" Xiyeon mengangkat wajahnya dan menatap Chani dengan
tatapan takut serta wajah yang sudah basah karena air mata.
"Tenanglah dulu, lalu ceritakan pelan-pelan" Chani mengusap punggung Xiyeon perlahan, mencoba membuat gadis itu kembali tenang.
Setelah beberapa lama Xiyeon menghentikan tangisannya dan menghela nafas berat, dihapusnya sisa airmatanya dengan kasar.
"Tadi aku melihat hantu
disana..." Xiyeon menunjuk ke arah sudut kelas yang lain, tepatnya
dipojok kirinya tepat di bawah jendela.
"Dan aku sangat takut" air mata kembali mengalir dari mata indah Xiyeon, dan buru-buru Chani menghapusnya sambil tersenyum.
Pemuda itu tau jika
Xiyeon punya kelebihan untuk melihat hal-hal semacam hantu dan
sejenisnya, dan anehnya lagi gadis itu takut dengan hal semacam itu,
jadi sudah menjadi hal biasa jika Chani mendapati gadis itu tengah
menangis di pojokan seperti sekarang ini.
"Sudah jangan dilihat,
kau cukup melihatku saja, oke" Chani tersenyum saat Xiyeon mengangguk,
diraihnya tas Xiyeon yang tergeletak mengenaskan disamping tubuh gadis
itu.
"Dan sekarang ayo aku antar kau pulang" Chani membantu Xiyeon untuk berdiri, tapi gadis itu masih tidak bergeming.
"Aku masih ingin disini"
Chani menatap Xiyeon dengan penuh tanda tanya, gadis itu bilang jika
dia takut dengan penghuni kelas ini, tapi kenapa dia masih betah berada
disini.
"Katanya kau takut dengan hantu yang ada di pojokan sana" Chani kembali menunjuk tempat yang di tunjuk Xiyeon tadi.
"Aku ingin melawan rasa
takutku Chan, bagaimana bisa aku merasa sangat takut padahal setiap saat
aku juga melihat mereka" Xiyeon memandang Chani dengan pandangan
memohon.
"Jika kau ingin pulang,
pulanglah dulu aku ingin disini sebentar" Chani kembali duduk disamping
Xiyeon dan menyandarkan punggungnya ke tembok.
"Aku akan menemanimu disini, siapa yang akan tau jika nanti kau akan pingsan"
Xiyeon bangkit menghela
nafasnya berat sebelum berjalan perlahan kearah tempat yang dia tunjuk
tadi, sedangkan Chani hanya memandangi gadis itu dari tempatnya
sekarang, bibirnya tertarik mengulas senyum manis yang dia miliki.
Beberapa saat kemudian
Xiyeon kembali ke hadapan Chani dengan sekujur tubuh yang bergetar
hebat, seharusnya Chani menyadari bahwa ini akan terjadi tapi Chani
malah membiarkan gadis itu melakukannya.
"Xiyeon-ah kau baik-baik saja?" Chani bangkit dan memegang kedua bahu Xiyeon yang bergetar hebat.
"A..ak..aku
ba...a..ik..." tanpa pikir panjang lagi Chani pun memeluk gadis itu dan
mengusap punggungnya pelan, memberikan perasaan nyaman kepada Xiyeon.
"Tak apa, semuanya baik-baik saja" Chani semakin mengeratkan pelukannya saat dirasanya tubuh Xiyeon terasa dingin.
"Sekarang ayo kita
pulang, jangan mencoba menguji nyalimu lagi" Chani menuntun Xiyeon
berjalan keluar kelas, lalu ia kembali masuk untuk mengambil tasnya dan
juga Xiyeon.
"Tapi Chani-ah...."
"Tak ada kata tapi, kau
harus segera pulang sekarang sebelum kau jatuh pingsan" Chani mengenggam
tangan Xiyeon lalu menuntunnya untuk berjalan mengikuti Chani.
Xiyeon semakin mengeratkan genggaman tangannya bahkan tanpa sengaja dia mencengkeram lengan Chani.
"Ada apa lagi" Chani menatap Xiyeon yang tengah menunduk.
"Dia mengikuti kita"
telunjuk Xiyeon menunjuk kearah belakang mereka, dan Chani bisa
melihatnya seorang siswi tengah memandang mereka dengan wajah yang
sangat menyeramkan.
"Seperti nya kau benar,
ikuti aba-aba dariku setelah hitungan ketiga kita lari oke" Xiyeon
menunduk menatap cemas siswi di belakang mereka.
"Satu, dua, tiga!
Sekarang Xiyeon!" mereka berdua pun berlari sangat kencang berharap bisa
lolos dari arwah siswi itu, dan siapa yang tau jika kini arwah siswi
itu tengah tersenyum manis sebelum benar-benar menghilang bersama angin
malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar