***
Rowoon melangkah dengan riang, setiap orang yang berlalu-lalang selalu menatapnya dengan aneh, karena Rowoon tidak henti-hentinya tersenyum.
Bayangan wajah Sejeong saat tersenyum selalu menghiasi otaknya. Sudah lebih dari seminggu ini jantung Rowoon selalu berdebar-debar saat melihat senyuman manis Sejeong, padahal Rowoon dan Sejeong sudah berteman sejak kecil, tetapi Rowoon baru menyadari akan perasaannya kepada Sejeong.
"Kim Rowoon!!" langkah Rowoon terhenti saat indranya menangkap suara lembut yang sangat dia hafal. Dan secara otomatis wajah Rowoon memerah saat membayangkan dia akan melihat senyum mempesona itu lagi.
"Yak!! Kenapa kau meninggalkanku eoh?" Rowoon hanya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya saat melihat Sejeong yang kini berada di hadapannya, tengah berkacak pinggang dan menatap Rowoon dengan sebal.
Dengan tiba-tiba Sejeong mendekatkan wajahnya ke depan wajah Rowoon, membuat mata Rowoon melebar dan wajahnya memerah mendapati wajah Sejeong yang hanya berjarak satu senti meter dari hidungnya.
"Apa kau sedang menghindariku?" Sejeong bertanya dengan wajah menyelidiknya.
"Ti..tidak" Rowoon menjawabnya dengan gugup kendati matanya tak bisa lepas dari mata indah Sejeong.
"Aku tidak akan pernah membiarkanmu menghindariku" Sejeong pun seakan enggan untuk menjauh dari Rowoon, membuat Rowoon bergerak gelisah karena pasokan oksigen di sekitarnya seakan habis.
"Sejeong-ah lebih baik kita pulang, langit sudah sangat gelap" bukannya menjauh, Sejeong malah semakin mendekat ke arah Rowoon hingga bibir tipis Sejeong menempel sempurna di permukaan bibir Rowoon. Dan dengan secepat kilat Sejeong berlari meninggalkan Rowoon yang masih termanggu dengan wajah yang memerah.
Sepertinya Rowoon tidak perlu bersusah payah mengejar cintanya, karena akhirnya cintalah yang datang kepadanya.
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar