Jumat, 17 Februari 2017

Hold Your Hand [ff birthday special for DK]


ER present
Hold Your Hand

Lee Seokmin (dk svt)
And
Choi Yuna (yuju gfriend)
In story

A/n:
cerita ini hanya fiksi belaka bila ada kesamaan mohon dimaafkan, saya hanyalah manusia biasa. Dk dan Yuju milik mereka sendiri, author hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan ff, dan semoga aja mereka beneran jodoh *abaikan yg ini jika gak ada yg suka dkyuju* *author dkyuju shipper pokoknya* *gak ada yg nanya*


***

Dating [ff vernon shannon]

ER present
Choi Vernon (svt)
Shannon William


Senin, 13 Februari 2017

Valentine [ff dk yuju]

ER present Valentine
Lee Seokmin (dk svt) With Choi Yuna (yuju gfriend)
***
Pagi ini Yuna memasuki kelasnya dengan hati gembira, cuaca pagi ini juga sangat mendukung perasaannya. Tidak hanya itu saja, saat dia akan duduk di bangkunya Yuna mendapati setangkai bunga mawar merah yang dibungkus dengan kertas di atas mejanya, tidak ada surat atau pun jejak sang pengirim. Yuna pun tidak ingin ambil pusing dan diletakkannya bunga mawar itu di kolong mejanya.
Yuna, seperti biasanya mengikuti pelajaran dengan antusias, sedangkan seseorang yang duduk di sudut kelas tengah memandangnya dengan raut wajah yang kecewa, seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu yang akan dia lakukan selanjutnya.
***
Yuna memang bukan gadis biasa, ketika para gadis lebih memilih berkerumunan sambil bergosip, tetapi Yuna lebih memilih pergi ke perpustakaan yang tenang sambil membaca buku tanpa gangguan dengan suara gadis-gadis yang sedang mengoceh banyak hal.
Satu lagi bunga mawar merah ditemukan oleh Yuna di antara lipatan buku yang akan dia baca, Yuna sempat bertanya-tanya ini kebetulan atau memang orang ini sudah tau semua kebiasaan Yuna, karena bunganya sama persis dengan bunga yang di temukannya pagi tadi.
***
Langkah kecil Yuna sudah akan meninggalkan gerbang sekolah jika saja dia tidak ingat jika ada barangnya yang tertinggal di dalam lokernya.
Damn.. Yuna menemukan setangkai bunga mawar lagi di dalamnya, tetapi kali ini ada secarik kertas yang tersemat di bunga itu.
‘Datanglah ke ruang musik sekarang!’
Karena Yuna dijuluki wonder women di kelasnya, jadi tanpa berpikir panjang Yuna segera menuju ruang musik, Yuna sama sekali tidak takut seandainya orang yang akan dia temui saat ini adalah orang jahat. Yang Yuna pikirkan saat ini adalah alasan mengapa orang ini tau semua yang biasa dia lakukan.
Ruang musik masih satu meter lagi di depan Yuna, tapi samar-samar terdengar suara piano yang di mainkan menjadi sebuah melody yang indah.
Yuna terus berjalan hingga kini dia sudah berada di depan pintu ruang musik yang terbuka, di dalam terlihat punggung seorang pemuda yang tengah memainkan piano yang memang berada di tengah ruang musik.
Sekali melihat, Yuna bisa langsung menebak bahwa pemuda ini yang telah mengiriminya bunga mawar sejak tadi pagi. Walau pun Yuna masih tidak tau siapa pemuda itu tetapi dari seragam yang di kenakan pemuda itu sepertinya dia bersekolah di sini juga.
Suara pemuda itu indah bahkan dia seperti masuk ke dalam alunan lagu yang sedang dia nyanyikan.
Prok,prok,prok tepuk tangan Yuna menggema di seluruh penjuru ruang musik yang sunyi, pemuda itu langsung berbalik dan menatap Yuna dengan tersenyum.
“Lee Seokmin?” mata Yuna melebar setelah tau siapa pelaku dari keanehan yang dia alami seharian ini.
“Jadi kau yang memberiku bunga mawar ini?” Yuna bertanya sambil menunjukkan tiga bunga mawar yang dia dapatkan hari ini.
“Ini” Seokmin memberikan lagi satu bunga mawar yang sama kepada Yuna.
“Apa maksud semua ini?” Yuna bertanya dengan tidak sabaran.
“Selamat hari Valentine Choi Yuna” Seokmin tersenyum hingga membuat kedua matanya tidak terlihat.
“Hah?” Yuna tercengung dengan ucapan Seokmin, selama ini tidak ada seorang pria pun yang mengucapkan selamat hari valentine kepada Yuna, hanya Seokmin. Bohong jika Yuna bilang dia tidak senang saat Seokmin mengucapkannya. Sebagai wanita dia juga ingin merayakan hari kasih sayang ini dengan orang yang dia cintai tetapi karena Yuna masih sendiri jadi dia tidak merayakannya.
“Apa kau mau bernyanyi bersamaku?” Yuna pun mengangguk.
Beberapa menit kemudian keduanya sudah terhanyut oleh lagu yang mereka nyanyikan, sembari duduk berdampingan menciptakan melody yang indah dari tuts-tuts piano di depan mereka.
Alunan musik dan suara indah mereka membuat suasana ruang musik menjadi lebih hidup. Tidak masalah untuk mereka jika harus memainkan instrumen musik atau pun bernyanyi, karena keduanya sama-sama masuk dalam klub musik dan merekalah juaranya selama ini.
Hari valentine tahun ini terasa menyenangkan karena Yuna menghabiskannya dengan bernyanyi semalaman dengan Seokmin, walau pun harus pulang larut malam tapi itu tidak masalah untuk Yuna, karena dengan senang hati Seokmin akan mengantar Yuna sampai rumah dengan selamat tentunya.
Fin Selamat hari valentine semuanya~ Dan selamat anniversary Carat yang ke-1 semoga kita makin kompak untuk mendukung sebong kita, dan kita juga harus bisa menghargai semua keputusan yang sudah di ambil oleh sebong kita. Kita harus selalu mendukung mereka apa pun yang terjadi, kita juga harus menjadi lebih dewasa untuk menghadapi segalaacam permasalahan di dalam fandom. Hidup Carat!!!

Rabu, 08 Februari 2017

Thanks (ff Got7)


 ER present

Thanks

Choi Youngjae (Got7)
with
Minatozaki Sana (Twice)
***

Jika siang mempunyai matahari yang bersinar terang menyinari bumi maka malam juga mempunyai bulan yang juga mampu menyinari bumi.
Walau pun bulan tidak seterang atau pun sehangat matahari, tetapi cahaya bulan masih mampu memberikan setitik cahaya kepada jiwa-jiwa yang tersesat di tengah gelapnya malam.

Malam itu adalah ‘Minatozaki Sana’ itu menurut Choi Youngjae karena Sana sangat dingin dan kedua matanya gelap seperti kegelapan malam.
Jika Sana adalah malam, maka Youngjae adalah siang.
Kepribadian mereka benar-benar berbeda dan kata orang siang dan malam tidak akan bisa bersama, tetapi Youngjae tetap mengejar Sana yang dingin dan kelam.
Bagi Youngjae Sana adalah bulan yang bersinar di malam hari walau cahayanya terkadang redup.

***

Malam itu hujan turun dengan sangat deras membuat Youngjae harus segera berlari mencari tempat untuk berteduh.
Sesampainya di halte terdekat Youngjae baru menyadari jika bukan hanya dirinya yang ada di halte itu ada seorang gadis cantik dengan rambut panjangnya yang juga berteduh di halte yang sama dengannya, jarak diantara mereka hanya sekitar satu meter. Membuat Youngjae bisa dengan jelas melihat wajah cantik itu, memang terkesan dingin dengan headset di telinga, tetapi itu tidak membuat Youngjae mengalihkan pandangannya dari sang gadis.

Youngjae kenal gadis itu, namanya Sana. Gadis yang diam-diam dia perhatikan walau pun sang gadis tidak mengalihkan pandangannya ke arah Youngjae, tetapi sedikit pun itu tidak membuat Youngjae menyerah.

“Kau tidak membawa payung lagi?” Youngjae berujar setelah duduk di samping Sana.

Yah.. Di sinilah Youngjae mengenal Sana, sudah beberapa kali Youngjae bertemu Sana di halte ini dan saat itu hujan juga turun dan Sana juga selalu duduk disana dan kalian pasti bertanya-tanya bagaimana Youngjae bisa mengetahui nama Sana.

Beberapa hari yang lalu Youngjae tidak sengaja mendengarkan pembicaraan Sana dengan seseorang di telepon yang diyakini Youngjae adalah ibu Sana.

“Aku tidak mengenalmu tuan, jadi menjaulah dariku” suara Sana benar-benar dingin, bahkan lebih dingin dari angin malam ini. Youngjae hanya tersenyum menanggapinya, entah mengapa ada sesuatu yang terasa menggelitik hatinya saat melihat Sana.

“Maaf jika aku lancang, atau pun kurang ajar tapi.. Tidak bisakah kau membagi lukamu kepadaku?” mendengar perkataan Youngjae yang terkesan ingin tau manik kelam milik Sana langsung menghujam sepasang mata Youngjae. 

Lama mereka terdiam, masih saling menyelami mata masing-masing, walau pun mata hitam dan sangat tajam milik Sana terlihat sangat kelam, Youngjae tau ada banyak luka yang tersimpan di balik mata itu membuat dada sebelah kirinya menjadi nyeri karena jika merasakan sakit itu.
Dengan gerakan cepat tangan Youngjae menarik pergelangan tangan Sana. Membawanya ke pinggiran taman di dekat halte itu, walau pun hujan semakin deras Youngjae tidak peduli sekali pun setelah ini Sana akan sangat marah padanya, dia hanya ingin sedikit menghibur Sana.

“Apa yang kau lakukan? Kau sudah gila ya? Lepaskan aku?” Sana memberontak dalam genggaman Youngjae, mencoba melepaskan diri tetapi genggaman Youngjae semakin kencang.
Youngjae berhenti lalu melepaskan genggamannya.

Plakk

Satu tamparan keras mendarat sempurna di pipi Youngjae meninggalkan bekas merah dipipinya, pelakunya tentu saja adalah Sana.
Dengan nafas yang masih memburu Sana berusaha untuk menahan emosinya.
Kendati tubuh mereka kini sudah basah kuyup terguyur air hujan.

“Kau boleh pukul aku sepuasnya jika itu bisa sedikit membantumu lebih baik. Jika kau ingin menangis, menangislah yang kencang luapkan semuanya, biarkan air hujan ini yang menyamarkan air mata dan isakanmu” Youngjae menatap Sana dengan lembut lalu melanjutkan.

“Aku tau kau sangat ingin melakukannya, maka lakukanlah” didetik berikutnya Sana mulai menangis, meraung-raung menumpahkan segala beban yang telah dia pendam selama ini.

Melihat Sana yang menangis membuat Youngjae tidak tega, pemuda itu sangat ingin memeluk Sana dengan erat menyalurkan kekuatan untuk gadis rapuh itu.
Itu hanya menjadi angan-angan Youngjae saja, nyatanya sekarang dia ikut menitikkan air matanya.
Sana menatap Youngjae lekat lalu dengan perlahan mendekat ke arah Youngjae yang masih mematung dengan tubuh yang basah kuyup.

Grep

Sana menubruk tubuh Youngjae membuat kepalanya tenggelam ke dalam dada bidang Youngjae.
Youngjae yang terkejut dengan tindakan tiba-tiba Sana hanya bisa mematung, sedangkan Sana semakin merapatkan lengannya untuk memeluk pinggang Youngjae.

“Terima kasih” Sana berujar lirih, tapi Youngjae masih bisa mendengarkannya dengan jelas di tengah suara rintikkan hujan.

Perlahan kedua lengan Youngjae terangkat untuk membalas pelukan Sana.
Sana memejamkan matanya merasakan pelukan hangat dan juga kecupan lembut di pucuk kepalanya yang di berikan oleh Youngjae.
Youngjae memang orang asing untuk Sana, tetapi bolehkah Sana percaya padanya? Dia merasa nyaman di dekat pemuda itu dan mungkin Sana tidak perlu menyembunyikan lukanya lagi dihadapan Youngjae, karena hanya pemuda itu yang bisa menghapus lukanya itu.

Fin

Sabtu, 04 Februari 2017

Water (ff sf9)



ER Present
Water

Baek Juho (SF9) fanfiction drabble



Kisah cinta ini bukanlah kisah cinta yang manis, Juho selalu membuatku marah dan menyakiti hatiku, tetapi tidak sedikit pun aku berhenti mencintainya.
Juho selalu mendorongku menjauh darinya, tapi semakin dia mendorongku semakin aku maju mendekatinya, aku tidak akan menyerah begitu saja.
Entah ini takdir atau hukuman untukku, Baek Juho yang sangat aku cintai meregang nyawa di dalam pelukanku, bahkan aku mengantarnya menuju kematian dengan kedua tanganku sendiri.

“Jangan pernah merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi, ini semua bukan salahmu. Jalanilah takdirmu dengan baik dan.. Lupakan aku”

Itu adalah kalimat terakhir yang aku dengar dari bibir tipisnya sebelum dia menghilang, menjadi debu dan terbang terbawa oleh terpaan angin.
Aku menyesal. Juho benar, tidak seharusnya kita bersama apalagi sampai harus saling mencintai.
Sampai kapan pun air dan api tidak akan bisa bersama, karena air akan selalu memadamkan api dan memusnahkannya. Itulah yang kulakukan kepada Juho, aku tidak ingin tapi takdir yang telah menentukan.
Aku tidak bisa menyalahkan tuhan atau pun takdir kami. Memang inilah jalan hidupku jalan.. Yang akan mengingatkanku dengan apa yang telah aku lakukan kepada Juho.

Fin

Entri yang Diunggulkan

FF SEVENTEEN A Night With You

A Night With You A story line by ER Ficlet || AU, Fluff || G Cast: Lee Seokmin (DK SVT) and Choi Yuna (Yuju GFriend)  Di...