Senin, 05 Desember 2016

Masih tentangnya

Padahal dia hanya bilang "sehat a put" "gak iso ndelok geteh yo?" tapi aku sudah senang sekali.
Bisa jadi itu secuil bentuk perhatiannnya walau pun hanya kata yang singkat dan mungkin saja dia tidak bisa merangkai kata.
Sebelum bicara seperti itu dia hanya mondar-mandir, menatapku seperti akan berbicara sesuatu tapi dia sepertinya masih bimbang.
Dan akhirnya keluarlah kalimat itu, hanya tiga suku kata tapi dengan ajaibnya kata itu sanggup memberi semangat untukku.
Hari ini dia juga tau satu hal tentang diriku, bahwa aku tidak bisa melihat darah padahal itu darahku sendiri.
Terima kasih untukmu yang sudah mengkhawatirkan ku dan juga menjagaku walau pun secara diam-diam, aku tidak tau apakah aku benar atau salah jika beranggapan seperti ini, tapi ini yang aku rasakan jadi biarlah aku beranggapan seperti itu.
Aku bersyukur ada dirimu yang selalu menjagaku disaat aku jauh dari keluargaku.

Kamis, 01 Desember 2016

Ini hanya sepenggal curahan hatiku

Sekali lagi aku ingatkan ini bukan ff atau lirik lagu. Ini hanya sepenggal curahan hatiku tentang seseorang.
***
Kenapa telingaku harus mendengar semua tentangnya? Karena itulah sekarang aku tidak bisa lepas darinya.
Ternyata benar apa yang telah dialami mama dan papa jika rasa kasian itu lebih mengikat dari rasa cinta yang tulus dan sekarang aku tengah merasakannya.
Aku ingin selalu ada di sampingnya  berbagi suka dan duka bersama, memperhatikannya hingga nafas ku berakhir.
Aku ingin melindunginya dengan caraku sendiri, walau pun harus dengan cara diam-diam aku ingin dia selalu merasa aman dan nyaman.
Aku ingin menggenggam tangannya, saat dia tidak bisa lagi bertahan menghadapi dunia yang kejam ini.
Aku ingin selalu membuatnya tersenyum dengan tingkah konyolku, karena hanya dengan melihatnya tertawa lepas di ujung sana itu sudah lebih dari cukup untukku.
Aku tidak ingin memaksanya untuk menjadi milikku, karena itu akan menyakitinya.
Aku hanya ingin namaku selalu berada di ingatannya sebagai seseorang yang selalu ada untuknya.
Biarlah perasaan ku ini hanya aku yang merasakannya, aku tak ingin dia terbebani dengan perasaanku ini.
***
Maafkan akan kerecehan tulisanku ini, aku hanya tidak bisa memendam semua ini terlalu lama.

Minggu, 17 Juli 2016

FF SEVENTEEN Berenang



Berenang
A story line by ER
Ficlet || AU, School life, Fluff || General
Cast: Lee Seokmin (DK SVT), with Choi Yuna (Yuju Gfriend)


Disclaimer: para cast milik diri mereka sendiri, aku hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan ff aku. Hati2 typo masih merajalela, aku saranin sebelum baca ff ini lebih baik baca yg sebelumnya.


***


Siang ini matahari bersinar sangat terik, membuat siapa pun yang tengah berjalan di bawahnya akan mengeluh. Begitu pun dengan Choi Yuna, gadis itu sangat membenci cuaca panas, bahkan siang ini saja dia sudah menghabiskan dua buah es krim, itu pun masih tidak bisa membuatnya merasa lebih baik.

Dan entah mengapa kini kakinya tengah berjalan menuju kolam renang di gedung olahraga di sekolahnya. Padahal sudah jelas-jelas bahwa dia tidak bisa berenang tapi kakinya tetap saja melangkah ke sana, bahkan kini tangannya dengan perlahan telah membuka pintu, walau pun dia tidak bisa berenang tapi bukan berarti dia tidak boleh bermain air di sana kan?
Gedung olahraga itu terlihat sepi, setelah memastikan bahwa tidak ada seorang pun di dalam gedung itu. 

Yuna pun mulai masuk dan duduk di pinggiran kolam renang dengan kaki yang menggantung memainkan air.
Saat Yuna sedang asik memainkan air, tiba-tiba saja sesuatu muncul dari dalam air membuat Yuna terkejut sekaligus takut, bahkan Yuna sampai tidak berkedip memandangnya.

"Sejak kapan kau ada di sana?" Pertanyaan itu berasal dari Seokmin, ternyata sesuatu yang muncul dari dalam air itu adalah sosok Seokmin dengan kaos putih transparan dengan rambut basah yang menggoda, membuat Yuna mematung tak berkutik. Gadis itu bahkan tidak menyadari pergerakkan dari Seokmin yang kini sudah berada di hadapannya, dan dengan jelas tidak merespon pertanyaan dari Seokmin.

"Hey.. jangan melamun" dengan sengaja Seokmin mencipratkan air ke arah Yuna.
Setelah sebagian tubuhnya terasa basah, Yuna pun menatap garang ke arah Seokmin yang sedang tersenyum jenaka.

"Kau tidak ingin bergabung bersamaku disini?" ajak Seokmin sembari memukul-mukul permukaan air yang tenang itu.

"Apa? Berenang bersamamu? Tidak, terima kasih" Yuna sudah akan beranjak dari tempatnya duduk tadi, tetapi suara berat Seokmin menghentikan niatnya untuk beranjak.

"Jangan-jangan kau tidak bisa berenang ya? Pantas saja setiap ada eskul berenang kau tidak pernah ikut" Seokmin terkekeh melihat raut wajah sebal dari Yuna.

"Itu bukan urusanmu Seokmin" Yuna bersendekap dada sambil menekankan setiap kalimat yang di ucapkannya barusan. Seokmin tersenyum dan perlahan naik ke pinggiran kolam renang untuk menghampiri Yuna.

"Setidaknya sekarang aku sedikit tau tentangmu" Seokmin berujar sembari menatap ke arah mata Yuna. Seokmin kembali terkekeh setelah melihat semburat merah di kedua pipi Yuna.

"Uh.. kau sangat manis ketika merona seperti ini" dengan sengaja kedua jemari Seokmin terangkat mencubit kedua sisi pipi Yuna yang merona.

"Yak..!! Lee Seokmin! Ini sakit, lepaskan!" Yuna berusaha melepaskan jemari Seokmin yang masih asik menarik-narik kedua sisi pipi Yuna, tetapi tenaganya tidak terlalu kuat untuk melawan tenaga kuda milik Seokmin.

"Sepertinya kita harus segera masuk ke kelas sebelum guru Han menemukan kita disini" setelah mengucapkannya Seokmin berlalu pergi begitu saja dari hadapan Yuna yang masih merasa kesal dengan ulah Seokmin yang membuat kedua pipinya merasa sakit.

"Yak..!! Seokmin tunggu aku!" Mendengar teriakan Yuna membuat Seokmin menghentikan langkahnya lalu menatap Yuna sambil tersenyum.
Hari ini Seokmin tau hal yang tidak di sukai Yuna, yaitu panas dan juga air. Jika nanti ada karya wisata ke tempat yang ada airnya. Seokmin akan selalu di samping Yuna untuk mengawasinya, siapa tau saja Yuna akan tenggelam saat mencoba untuk berenang dan Seokmin akan menyelamatkannya.

Fin

Kamis, 30 Juni 2016

FF SEVENTEEN A Night With You


A Night With You

A story line by ER
Ficlet || AU, Fluff || G
Cast: Lee Seokmin (DK SVT)
and
Choi Yuna (Yuju GFriend) 

Disclaimer:
Para cast milik mereka sendiri, aku hanya pinjam nama dan karakternya untuk kepentingan ff aku
Warning!! Typo bertebaran dimana-mana


***


Langit malam ini sangat cerah, banyak bintang-bintang bertaburan di angkasa Seokmin pun kini sedang berjalan santai di jalanan daerah pertokoan di dekat rumahnya.

“Lee Seokmin..!!” Seokmin menoleh dan di dapatinya teman sekelasnya ‘Choi Yuna’ yang sedang berlari menghampirinya. Seokmin hanya menatap Yuna yang sedang berusaha mengatur nafasnya.

“Kenapa kau berlarian seperti itu?” kini giliran Seokmin yang bertanya kepada sang gadis.

“Aku memanggilmu dari tadi, tapi kau tetap tidak menghentikan langkahmu” Yuna menatap Seokmin sebal, sedangkan Seokmin hanya bisa nyengir sambil mengusap belakang kepalanya.

“Kau akan kemana malam-malam begini?” tanya Yuna memecah keheningan di antara mereka.

“Hanya ingin menghirup udara segar, bosan berada di rumah. Kau sendiri?”

“Aku hanya berjalan-jalan saja” Kembali keheningan menghampiri mereka, membuat suasana canggung yang tiba-tiba saja mendera keduanya. Baik Seokmin maupun Yuna tidak ada yang berniat mencairkan suasana, mereka hanya berjalan beriringan sambil sesekali merapatkan mantel yang mereka pakai.

“Tidak terasa ya, tahun ini adalah tahun terakhir kita di Senior High School” Yuna mencoba mencairkan suasana yang canggung di antara mereka.

“Iya, dan aku senang bisa mengenalmu selama ini” Seokmin menunduk menyembunyikan rona malu di wajahnya. Tak jauh berbeda dengan Seokmin wajah Yuna pun mulai bersemu merah mendengar penuturan pemuda di sampingnya ini. Tiba-tiba Seokmin menghentikan langkahnya dan mendongak untuk menatap Yuna.

“Bagaimana kalau kita melihat festival lampion di taman kota?” ajak Seokmin
Yuna terkejut tidak menyangka kalau Seokmin akan mengajaknya menonton festival itu, karena memang tujuannya keluar rumah malam-malam begini memang untuk menonton festival itu, tapi karena tidak punya teman jadinya dia jalan-jalan sendiri. Dan tidak di sangka ternyata dia bertemu Seokmin di jalan, dan sekarang pemuda itu tengah mengajaknya untuk menonton festival bersama, mana mungkin Yuna bisa menolaknya.
Yuna mengganguk menerima ajakan Seokmin dan di detik berikutnya jemari kanannya terasa hangat dan ternyata tangan besar Seokmin tengah mengenggamnya dengan erat dan menariknya agar berjalan mengikuti Seokmin. Yuna hanya bisa memegang dada sebelah kirinya yang kini sedang berdetak kencang karena ulah Seokmin.


***


Mereka telah sampai di tempat festival itu berlangsung, dan mereka sangat terkejut melihat puluhan bahkan mungkin ribuan orang telah memadati tempat tersebut.

“Sepertinya kita tidak bisa melihat lampionnya” Yuna berujar dengan wajah sedihnya membuat Seokmin memutar otaknya berusaha mencari jalan keluar untuk masalahnya ini.

“Ah.. aku tau, ayo ikut aku” Seokmin kembali menarik tangan Yuna membawanya menerobos ribuan manusia yang memadati tempat itu.

“Kita akan kemana Seokmin?” Yuna bertanya sambil masih terus mengikuti langkah kaki Seokmin.

“Ke tempat dimana kita bisa melihat lampion-lampion itu di lepaskan” Seokmin tersenyum sambil menatap Yuna yang berjalan di belakangnya.

“Dan jangan sampai kita terpisah” Baru saja Seokmin mengingatkan bahwa jangan sampai mereka terpisah tetapi Yuna sudah tidak merasakan genggaman hangat Seokmin lagi membuatnya panik. Sebenarnya Yuna bukan tipe gadis yang cengeng tapi terkadang dia hanya takut jika dia tersesat.

“Lee Seokmin kau dimana?” Yuna terus berteriak walau pun nyatanya suaranya tenggelam oleh hiruk-piruk orang di sekitarnya. Yuna pun menangis berjongkok di tengah kerumunan manusia-manusia itu, dia sudah menyerah untuk menemukan Seokmin. Sedangkan di tempat lain Seokmin sedang panik menyadari Yuna sudah hilang dari jarak pandangnya, dia tau Yuna takut jika tersesat maka dari itu dia berusaha keras untuk menemukan Yuna.

“Choi Yuna..!!” Seokmin terus berteriak sambil berlarian mencari sosok Yuna diantara ribuan manusia.

Hiks, hiks

Seokmin mendengar isakan dan dia pun mengedarkan pandangannya menuju sumber suara. Dilihatnya seorang gadis yang tengah berjongkok menenggelamkan kepalanya sambil terisak kecil, dan Seokmin yakin bahwa itu adalah Yuna.

“Choi Yuna” di sentuhnya pundak itu dengan lembut dan gadis itu mendongak dengan wajah yang basah karena air mata.

“Seok..min.. hiks aku takut..” Yuna langsung memeluk Seokmin erat.

“Tenanglah aku sudah ada disini” Seokmin mengelus rambut panjang Yuna perlahan mencoba menenangkan gadis itu.

“Ayo kita pergi sebelum lampionnya di terbangkan, dan tetaplah menggengam tanganku” Seokmin berujar, kembali menautkan jemarinya dan juga jemari Yuna


***


Mereka -Seokmin dan juga Yuna- berjalan beriringan menuju rumah Yuna, yah sekarang Seokmin tengah mengantarkan Yuna pulang setelah berhasil melihat lampion-lampion yang indah di terbangkan di langit luas.
Tak ada suara diantara mereka hanya suara derap langkah kaki yang terdengar di tengah kesunyian malam.
Malam ini benar-benar tak terduga untuk mereka, berawal dari Yuna yang tak sengaja bertemu Seokmin di jalan hingga pemuda itu mengantarkannya pulang, ini sesuatu yang baru untuk mereka, karena selama ini sepertinya mereka tidak sedekat ini bahkan sekarang jantung keduanya tengah berlomba berdetak paling kencang. Tiba-tiba Yuna manghentikan langkahnya saat mereka sudah sampai di depan pagar rumah Yuna.

“Terima kasih sudah mengantarku pulang, Seokmin” Yuna berucap setelah sekian lama mereka membisu.

“Aku senang bisa bersamamu hari ini” Seokmin mengalihkan wajahnya tidak berani menatap ke wajah Yuna.

“Aku juga senang bisa menghabiskan malam bersamamu, dan aku berharap semoga ada malam-malam seperti ini nantinya” Yuna tersenyum manis memandang Seokmin yang kini juga tengah memandangnya.

“Aku masuk dulu, berhati-hatilah jika pulang Seokmin. Sampai bertemu di sekolah”
Seokmin hanya mematung memandang kepergian Yuna dari hadapannya. Sebelum gadis itu benar-benar masuk ke dalam rumahnya dia sempat menoleh ke Seokmin dan tersenyum membuat hati Seokmin terasa hangat.


Fin
Kyaa.. mereka sangat ucul ya aku jadi suka bikin seriesnya mereka berdua

Rabu, 04 Mei 2016

[FF] Allow

 Allow

a Story line by Erika Maulidia
G || AU || Hurt/Comfort
Starring: Xu Minghao (SVT),
Jung Yein (Lovelyz),
Jung Eunbi (GFriend)


Disclaimer:
semua cast milik diri mereka masing2 dan cerita ini milikku. Asli keluaran otakku.
Mungkin masih ada typo yang bertebaran, jadi berhati2 lah


Summary:
“Apa pun bisa dia lakukan, tapi ada satu hal yang tidak bisa dia lakukan yaitu, membuat Minghao mencintai nya”




Desir ombak dan alunan merdu angin musim panas menerbangkan anak rambut nya hingga membelai wajah cantik nya, sedikit mampu mengusir kegundahan yang mengerayangi hati nya.
Hari ini Minghao sang pujaan hati, memintanya untuk bertemu di pinggir pantai tempat pertama kali dia bertemu dengan Minghao pemuda keturunan tiongkok yang perlahan telah mengisi ruang special di dalam hati nya.

“Temui aku di pantai tempat pertama kali kita bertemu, ada yang ingin aku bicarakan padamu”
 
Itulah isi pesan singkat Minghao yang di terima Yein pagi ini.
Yah, gadis yang tengah berdiri menghadap laut biru yang bergelombang itu adalah Yein, tepat nya Jung Yein gadis cantik dengan suara merdu nya yang lembut membuat hati pria mana pun tidak akan bisa menolak pesona seorang Jung Yein.
Tetapi para pria yang sudah terjatuh pada pesona Yein harus menelan pil pahit, karna fakta nya sekarang hati Yein telah di miliki oleh Xu Minghao.


***







“Maaf membuatmu menunggu lama”

Yein tersadar dari lamunan nya ketika seorang pemuda tiba-tiba menghampiri nya dengan senyum manis nya.
Yein hanya tersenyum manis, melihat pemuda yang di tunggu nya dari tadi sudah berada di samping nya.

“Apa yang ingin kau bicarakan Ming?”

Walau pun Yein tersenyum saat menanyakan itu, tetapi di dalam hati nya tengah bergemuruh, meletup-letup seakan beribu-ribu kembang api tengah bermain di dalam dada Yein. Antara gelisah dan bahagia, gelisah nya karena mungkin saja Minghao menemui nya hari ini bukan untuk membicarakan sesuatu yang dia harapkan.
Sedangkan bahagia nya mungkin saja dia akan mendengar sesuatu yang sangat dia harapkan dari pemuda itu.

“Ehm.. itu..”

Minghao hanya menggaruk belakang kepala nya, bingung harus memulai dari mana tapi dia harus mengatakan nya sekarang kepada Yein, sebelum semua nya terlambat.
Dengan setia Yein masih menunggu bibir tipis Minghao berucap membuat Minghao salah tingkah.

“Yein aku su.. ka … Jung Eunbi, bagaimana menurutmu? Apa dia juga menyukaiku?”
Minghao mengatakan nya dengan mata yang berbinar-binar.

Berbanding terbalik dengan Yein gadis itu berusaha keras untuk menahan kristal bening yang sudah siap meluncur kapan saja jika dia mengedipkan mata nya barang sekali.
Yein tidak menyangka kata-kata yang keluar dari bibir Minghao adalah kata-kata yang paling menyakitkan seumur hidup nya.
Bagaimana tidak, Minghao pemuda yang sudah mencuri hati nya ternyata mencintai kakak nya sendiri Jung Eunbi.

Yein menyesal, kenapa waktu itu dia memperkenalkan Eunbi kepada Minghao, seandai nya dia tidak mempertemukan mereka apa mungkin Minghao akan mencintai nya? Dia tidak pernah tau dan tak ingin tau karena itu akan semakin membuat hati nya sakit.

“Kalau nanti aku pacaran dengan Eunbi, kau akan menjadi adikku kan?”
Minghao tersenyum sambil mengacak sayang pucuk kepala Yein.

Mungkin memang dari dulu Minghao hanya menganggap Yein sebagai adik nya tidak lebih dari itu.
Sekarang Yein sadar dia tidak selalu bisa mendapatkan apa yang dia ingin kan, bahkan Minghao sekali pun.
Cinta tidak bisa di paksakan Yein mencintai Minghao tanpa paksaan begitu pun Minghao mencintai Eunbi tanpa paksaan.

Mungkin setelah kejadian ini Yein tidak akan sombong dengan kelebihan nya.
Benar… apa pun bisa dia lakukan, tapi ada satu hal yang tidak bisa dia lakukan yaitu membuat Minghao mencintai nya.
Mungkin mulai sekarang dia akan berusaha untuk merelakan Minghao bahagia bersama kakak nya Eunbi.



Fin

Kamis, 24 Maret 2016

FF Ficlet I'm Behind You






 I'm Behind You
By: Erika Maulidia

cast: Wen Junhui [SVT], Oh Hayoung [Apink], Im Changkyung [MonstaX]


Ficlet  // AU, Romance, Litle Sad

note: ini sequel dari ff aku Annoying  http://erikaileojun.blogspot.co.id/2016/02/ff-ficlet-annoying.html tapi ff ini aku jadiin oneshoot trus aku kirim ke salah satu blog




Wen Junhui seorang pemuda yang tampan dan juga baik (?) kini sedang
bersembunyi dibalik pohon, apa kalian sedang bertanya-tanya sedang apakah Junhui sekarang? Yang pasti sekarang seorang Wen Junhui sedang mengintip sepasang kekasih yang sedang berduaan tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Bukan tanpa alasan dia bertindak seperti ini, dia punya alasan untuk ini.

Dia hanya ingin menjaga sahabatnya Oh Hayoung yang kini sedang
berduaan dengan kekasihnya Lim Changkyun.
Dia juga teman Junhui di kampus, tapi sungguh dia tidak sepenuhnya percaya kepada Changkyun. Karna dia sangat tau jika Changkyun bukanlah pria yang baik, dia juga sudah sering menasehati Hayoung agar menjauhi Changkyun.
Tapi Hayoung selalu mengabaikannya. .

Hayoung memang tidak pernah percaya padanya, bahkan mungkin
Hayoung sangat membenci Junhui, karna Junhui selalu menjahili Hayoung hingga Hayoung benar-benar marah pada Junhui.


Tapi sebenarnya Junhui sangat menyayangi Hayoung bahkan mungkin rasa sayang itu sudah berubah menjadi sebuah cinta yang tulus, tapi Junhui terlalu takut untuk
mengatakannya karna dia tau Hayoung tidak akan menanggapinya.


"Seandainya kau tau siapa dia sebenarnya mungkin kau tidak akan
tertawa bahagia seperti itu" Junhui berguman sambil menatap sendu
Hayoung yang sedang tertawa bersama Changkyun.


Junhui masih disana tak berpaling sedikitpun, dia takut jika dia berpaling
sesuatu yang buruk akan menimpa Hayoung.


Junhui meremas dada kirinya dengan kuat berharap rasa sesak didadanya
akan hilang ketika dia melihat dengan lancangnya Changkyun mencium
Hayoung didepan matanya. Hatinya sakit bahkan setelah dia meremas
dada sebelah kirinya, itu tidak bisa membuat rasa sakitnya hilang.
Bisa saja dia langsung pergi dari tempat menyakitkan itu, tetapi dia
akan mencoba untuk bertahan, dia akan tetap disana memantau Hayoung
meskipun dia harus menahan sakit didadanya.


*****


@Hayoung Room
"Astaga,,, kenapa kau bisa ada dikamarku Junhui?" tanya Hayoung saat melihat Junhui sedang berbaring dikamarnya tepatnya ditempat tidur Hayoung


"Kenapa? Bukankah untuk sementara ini aku akan menemanimu disini?"
masih memejamkan matanya Junhui menjawab dengan santai


"Tapi seharusnya kau tidak boleh masuk kedalam kamarku, ini privasi kau tau" ucap Hayoung berkacak pinggang didepan Junhui


"Buatkan aku makanan, aku lapar"


"Yak!! Wen Junhui kau pikir aku pembantumu? Buat saja sendiri, sana
pergi dari kamarku" ucap Hayoung menyeret Junhui keluar dari
kamarnya, walaupun dengan susah payah tapi akhirnya dia pun berhasil
menyeret Junhui keluar dari kamarnya.


"Yak!! Kenapa kau membuat ramen hanya satu mangkuk, untukku mana?" ujar Hayoung menghampiri Junhui yang sedang menikmati ramen buatannya sendiri


"Bukankah kau punya tangan? Buatlah sendiri" Junhui menjawab tanpa menghentikan aktivitasnya memakan ramen, ini terasa aneh untuk Hayoung karna tidak biasanya Junhui acuh padanya, biasanya dia tidak akan bisa berhenti untuk menjahili Hayoung, tetapi hari ini terasa berbeda tanpa kejahilan Junhui seperti biasanya.



Hayoung pov

Huft,, dasar Junhui setelah makan mangkuknya digeletakkan (?) begitu saja, alhasil jadi aku kan yang mencucinya dasar pemalas.
Yah. Sejak kedua orang tuaku pergi keluar kota untuk keperluan bisnis Junhui
memang tinggal disini, dan itu atas perintah orang tuaku ingat itu
PERINTAH ORANG TUAKU jadi sebenarnya aku keberatan ada dia disini, karna dia benar-benar namja yang menyebalkan, tetapi orang
tuaku lebih percaya padanya dan menyuruhnya untuk menemaniku.



Saat aku akan pergi kekamarku aku melihat Junhui sedang berbaring dirumput dihalaman rumahku, aku pun menghampirinya untuk sekedar mengobrol dengannya, sebenarnya aku tidak membencinya hanya saja kadang aku kesal melihat tingkahnya
yang kekanak-kanakan itu.


"Tumben hari ini kau jadi pendiam Jun, ada apa denganmu? Apa ada masalah?" tanyaku ikut berbaring disampingnya


"Tidak" jawabnya dingin masih tetap menatap langit malam yang cerah penuh dengan bintang, seakan langit malam ini lebih menarik untuknya


"Kau aneh, kau tidak menjahiliku sama sekali hari ini"


"Bukankah itu yang kau mau?" Aku diam memandangnya dari samping, sepertinya dia benar-benar banyak masalah


"Jika kau ada masalah ceritakanlah padaku Jun, jangan kau pendam sendiri aku bi..."


"Aku sedang ingin sendiri, pergilah" dia memotong ucapanku dan tetap
memandang bintang dilangit.


Lama kami saling terdiam, kenapa suasananya jadi canggung begini?
Ini membuatku tidak nyaman


"Junhui,,, kau tau Changkyun tadi sang..." ucapanku terpotong karna
tiba-tiba Junhui sudah menindihku dan itu membuatku membeku


"a,, apa ya,,ng kau lakukan?" tanyaku gugup.

Dia hanya diam sambil menatapku,,, entah aku tak tau arti tatapan itu, tapi aku merasa moodnya tidak baik saat ini


"Junhui lepaskan aku" ucapku mencoba melepaskandiri darinya, jujur aku tidak ingin dia mendengar detak jantungku yang berdetak tak terkendali saat dia berada di dekatku padahal aku sudah mempunyai kekasih dan aku sangat mencintainya tetapi entah kenapa hanya didekat Junhui saja jantungku bisa berdetak tak terkendali.


"maaf,,, pergilah tidur bukankah besok kau harus kuliah" ucapnya bangkit lalu meninggalkanku sendiri yang masih binggung dengan apa yang sedang terjadi padanya


"Aku harap kau akan menjadi Junhui seperti biasanya, walaupun kau selalu
menjahiliku tetapi, aku merindukanmu yang seperti dulu" ucapku memandang langit malam ini

Hayoung pov end



*****


Junhui pov

Ahh,, aku meregangkan ototku saat aku baru saja bangun dari mimpi indahku, dan aku berfikir apakah semalam aku terlalu berlebihan?
Apakah Hayoung marah padaku? Itu sangat buruk, aku tidak bisa melihatnya menjauhiku, itu menyakitkan.

Aku pun bergegas mandi dan menuju ke dapur berniat membuatkan Hayoung sarapan,
sebagai permintaan maafku karna mengacuhkannya semalam.

Aku pun menata masakan yang baru saja matang keatas meja makan


"dia pasti senang" gumanku sambil tersenyum, aku pun bergegas menuju
kamar Hayoung untuk membangunkannya. Inilah sifat buruknya, dia tidak bisa bangun pagi, dan karna itu juga aku disini hihi

cklek

"dasar tukang tidur, jika sudah tidur pasti susah untuk bangun"

"Hayoung ayo bangun, nanti kau terlambat ke kampus" ucapku lembut,
sebenarnya aku tidak tega membangunkan tidurnya yang terlihat sangat nyenyak, dan aku suka memandangi wajahnya saat tertidur,
karna dia terlihat sangat polos saat tertidur membuatku gemas saja.
Perlahan kusingkirkan poni yang menutupi sebagian wajahnya,


"Andai kau tau, jika setiap aku melihat wajahmu aku akan selalu jatuh, dan
jatuh pada cintamu" Perlahan dia mengerakkan badannya aku pun reflek menjauhkan tanganku yang tadi membelai wajahnya


"Selamat pagi Hayoung" teriakku riang saat dia benar-benar sudah
membuka matanya

"Bersiap-siaplah ke kampus aku sudah menyiapkan sarapan untukmu,
cepatlah,, aku menunggumu di ruang makan" ucapku tersenyum lalu
meninggalkannya yang sedang benggong.

*****

"Duduklah, aku memasakkan makanan kesukaanmu, sebentar aku
akan mengambilkan susu coklatmu dulu" saat aku menuangkan susu
coklat kesukaannya kedalam gelas tiba-tiba saja ada yang memelukku
dari belakang, dan aku tau siapa pelakunya


"Ada apa?" tanyaku tanpa berniat untuk melepaskan pelukannya, jujur
aku merasa nyaman seperti ini, jarang sekali Hayoung mau melakukan ini padaku


"Terima kasih sudah kembali Junhui, tetaplah menjadi Junhui ku yang jail, jangan seperti kemarin. Kau membuatku khawatir tau" ucapnya semakin mengeratkan pelukannya dipinggangku.
Perlahan aku membalikkan tubuhku dan memandangnya lekat

"Maafkan aku, aku janji kejadian yang semalam tidak akan terulang lagi"
ucapku tersenyum dan membelai pipinya lembut, ku lihat ada semburat
merah muda disana itu membuatku gemas

 tin,, tinn,,

Suara klakson berbunyi nyaring dari arah depan rumah Hayoung dan itu
sontak membuat Hayoung tersentak kaget


"Ah,, aku lupa Changkyun" ucapnya lalu meraih secangkir susu coklat
berada di pantri tepat dibelakangku lalu meneguknya sekali teguk


"Ah,, terima kasih Junhui, sampai bertemu di kampus" ucapnya
menyeka sudut bibirnya lalu berlari keluar

"Bahkan kau tidak menyentuh
sarapanmu sama sekali"


@Kampus
"Aish,, kemana dia,,, dia kan belum sarapan jika perutnya sakit
bagaimana? Dasar bodoh" aku mengumpat sendiri sambil terus mengedarkan pandanganku, berharap bisa menemukan Hayoung
secepatnya dan menyuruhnya makan.


Nah itu dia aku pun tersenyum ketika mendapatinya berada diujung koridor, aku pun bergegas menghampirinya tapi sepertinya dia tidak sendiri


"Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa aku tak cukup baik untukmu?" itu suara Hayoung, tapi sedang bersama siapa dia sekarang


"Aku sudah bosan padamu, dan kau pikir aku benar-benar mencintaimu?
Kau benar-benar bodoh" astaga itu Changkyun.


Aku mengepalkan tanganku kuat saat melihat Hayoung menangis sambil menunduk dalam. Dasar keparat awas kau Changkyun


"Tidak usah menangis aku tidak akan kembali padamu walaupun kau menangis seperti itu, mulai sekarang kita putus" ucap Changkyun lalu meninggalkan Hayoung yang masih terisak.
Dengan segera aku pun menghampiri Hayoung


"Kau baik-baik saja?" tanyaku dia mendongakkan kepalanya, dan sekarang aku bisa melihat wajahnya yang basah penuh dengan air mata, aku pun segera membawanya
kedalam pelukanku berharap ini bisa sedikit menenangkannya.


@Taman Kampus
Saat ini aku dan Hayoung sedang berada ditaman belakang kampus kami, walaupun dia sudah tidak menangis lagi tetapi dia masih diam seribu bahasa bahkan mungkin dia
tidak menganggapku ada disini


"Hayoung-i ini makanlah, bukankah ini makanan kesukaanmu? Aku membuatnya sendiri, makanlah" ucapku tersenyum sambil mengulurkan kotak bekal yang
sengaja aku buat untuknya tadi


"Aku sedang tidak ingin makan Jun" ucapnya lemah


"Tapi kau belum makan tadi, jangan seperti ini Hayoung, kau lupa masih ada aku disini, kau bisa membagi lukamu padaku" dia memelukku sangat erat dan kembali menangis
didadaku, aku pun membalas pelukannya walaupun hatiku sangat sakit melihatnya menangis seperti ini


"Sudahlah bukankah sudahkuperingatkan dulu, jika dia itu bukan namja yang baik, jadi jangan menangisi namja macam dia eoh,," ucapku menghapus air matanya dengan ibu jariku


"Sekarang kau harus makan lalu kita pergi membeli es krim, aku yang akan mentraktirmu" Ucapku tersenyum, dia pun tersenyum lalu mengangguk.


@Taman Kota
Setelah aku berhasil membujuknya makan akhirnya aku pun mentraktirnya makan es krim


"Ini punyamu" ucapku menyodorkan es krim coklat kearahnya


"Terima kasih" ucapnya tersenyum manis, aku pun tak bisa menyembunyikan senyumku.


"Hayoung-i apa kau ingat kejadian 3 tahun yang lalu disini?" tanyaku
sambil mengingat kembali kenangan yang tidak pernah aku lupakan
selama ini

"Oh,, itu kenapa? Kau ingin aku membunuhmu disini?" ucapnya memandangku tajam


"Sudahlah. bukankah ciuman itu terasa manis" ucapku mengerlingkan mataku kearahnya


"Yak!! Kenapa kau jadi mesum begini?" ucapnya dan kulihat pipinya sedikit merona, haha dia selalu terlihat lucu jika sedang merona


"Apa kau ingin merasakannya lagi?" godaku mendekat kearahnya.


"Yak!! Wen Junhui kau,,," geramnya aku pun berlari meninggalkanya yang
terus berteriak dan mengejarku.

Junhui pov end



@Home

Author pov
Pagi ini terlihat sangat cerah burung berkicau dengan ceria dan disebuah
kamar seorang yeoja sedang meregangkan ototnya dengan wajah khas orang bangun tidur, dia meraba nakas disamping tempat tidurnya berharap dia dapat menjangkau
ponselnya, tetapi ternyata dia malah mememukan kotak persegi berukuran sedang, dan dia pun segera mengambilnya karna penasaran dia pun segera membuka kotak itu. Yang ternyata berisi sebuah kalung permata yang indah dan ada
sepucuk surat didalamnya.





 "Selamat ulang tahun Hayoung...
Semoga kau suka dengan kado yang aku berikan.
Hayoung-i aku minta maaf jika selama ini aku selalu menjahilimu dan mengodamu, itu semua aku lakukan agar kau memperhatikanku aku hanya ingin lebih dekat denganmu, tapi aku tidak tau bagaimana caranya mendekatimu.

Apa kau ingat waktu kita pertama kali bertemu dulu?

Saat itu kau menangis karna tersesat di cina, haha wajahmu benar-benar lucu saat itu
Aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu, karna aku berfikir mungkin sejak saat itulah perasaan ini muncul.

Aku mencintaimu Hayoung, aku memang pengecut tidak bisa mengatakannya langsung padamu.
aku juga tidak seperti Changkyun yang pandai merayu yroja, walau pum begitu tapi aku tau seberapa besar cintaku padamu.

Aku tidak mengharapkanmu untuk membalas cintaku aku hanya akan selalu di belakangmu, jika kau sedih datanglah padaku dan berbagilah padaku, aku akan selalu ada untukmu.

Apa lagi ya?  hehe.. aku tidak pandai berkata-kata tapi semoga apa yang kau inginkan bisa kau dapatkan."


Dari sahabatmu,,
Wen Junhui






 

"Bodoh, kenapa kau tidak bilang dari dulu, dasar Junhui bodoh" Hayoung
mengumpat sambil menyeka air matanya, lalu dia bergegas keluar
kamarnya dan mencari Junhui diseluruh penjuru rumahnya dan akhirnya dia menemukan Junhui sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya, tanpa menunggu waktu lagi dia pun berlari memeluk Junhui dari belakang.

Junhui pun kaget, tetapi dia sudah tau siapa yang sangat suka memeluknya
dari belakang


"Apa kau sudah membukanya?" tanya Junhui, Hayoung hanya
mengangguk dipunggung Junhui


"Apa kau suka kadomu?" tanya Junhui lagi dan lagi-lagi Hayoung
hanya mengangguk
"Bodoh, kenapa kau tidak bilang dari dulu jika kau
mencintaiku? Dasar Junhui bodoh" guman Hayoung Junhui yang mendengarnya pun
tersenyum lalu membalikkan badannya menghadap Hayoung,
tersenyum manis melihat wajah gadis kecilnya, bagi Junhui Hayoung akan
selalu menjadi gadis kecil yang selalu ingin dia lindungi


"Seharusnya kau yang memakaikannya" ujar Hayoung memberikan kalung yang Junhui
berikan padanya tadi,
Junhui tersenyum mengambil kalung yang berada ditangan Hayoung lalu memakaikannya dileher Hayoung.


"Kau cantik" Junhui tersenyum mendekatkan wajahnya lalu mencium
bibir Hayoung dengan lembut menyalurkan seluruh rasa cinta yang selama ini dia pendam dan Hayoung pun menutup matanya menikmati ketulusan hati Junhui yang dia
salurkan lewat ciuman lembut.



The End

Entri yang Diunggulkan

FF SEVENTEEN A Night With You

A Night With You A story line by ER Ficlet || AU, Fluff || G Cast: Lee Seokmin (DK SVT) and Choi Yuna (Yuju GFriend)  Di...